Ini
kali pertama Raka mengajak Luna jalan. Kencan, mungkin? Meskipun mereka telah
meresmikan hubungan di antara mereka, kesibukan Raka sebagai calon pewaris
tunggal perusahaan ayahnya tak dapat terhindarkan. Taman Aquatic menjadi saksi kebersamaan
mereka kali ini.
"Kenapa kau selalu memakai sweater
itu?" Raka mulai membuka pembicaraan.
"Hanya untuk fashion." Jawab Luna
sekenanya.
"Bahkan di musim panas begini?"
Tanya Raka.
"Hmm.." Luna hanya bergumam dan
mengangguk pelan.
"Dengan warna hitam?"
"Itu menjelaskan semuanya. Dunia ini tak
lain hanyalah kegelapan yang telah bermutasi. Kelak, aku akan kembali pada
kegelapan itu. Ka,..— " Raka menatap Luna. Namun, Ia hanya
tersenyum.
Selama Raka mengenal Luna, ia selalu melihat Luna memakai sweater hitam yang sama
setiap harinya. Padahal jika diperhatikan, tak ada yang spesial dari sweater
itu. Dan jawaban yang diberikan Luna beberapa saat yang lalu terasa aneh. Tak
pernah Luna berbicara dengan sarat makna seperti itu. Kegelapan, Raka sendiri meragukan hal itu.
*****
Pagi
ini, Raka mendapati sebuah kotak di depan rumahnya. Tanpa embel-embel. Tanpa
nama pengirim. Dibukanya kotak itu dan matanya terbelalak. Isinya sweater, yang
ia sangat kenali. Luna. Di genggamnya sweater milik gadis itu yang telah
dilumuri darah. Bau anyir jelas merebak ke seluruh ruangan. Hening.
—aku
telah kembali pada kegelapan.
0 komentar:
Posting Komentar